Udang
Wilayah Indonesia memiliki 70%
lautan, yang pantainya kaya akan berbagai jenis sumber hayati dan lingkungan
yang potensial. Daerah perairan Indonesia yang cukup luas dengan panjang pantai
kurang lebih 81.000 km merupakan wilayah pantai yang subur dan dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan perikanan. (Aslan, 1991). Salah satu budaya
perikanan yang cukup menjanjikan adalah budidaya udang. Udang merupakan salah
satu komoditi penting hasil perikanan yang mendatangkan devisa tinggi setelah
minyak. Udang adalah binatang
yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir perairan yang berukuran
besar baik air tawar,
air payau,
maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa
ribu meter di bawah permukaan. Crustacea adalah hewan akuatik (air)
yang terdapat di air laut dan air tawar. Udang disebut juga dengan Crustacea. Kata
Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang
yangkeras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi
(Demarjati et al.,1990 ). Jumlah
udang di perairan seluruh dunia diperkirakan sebanyak 343 spesies yang
potensial secara komersil. Dari jumlah itu 110 spesies termasuk didalam family Penaidae.
Dari beberapa jenis itu, banyak diantaranya yang menjadi sumber
pangan di Indonesia. Antara lain udang putih dan udang windu. Udang yang paling
banyak dibudayakan di Indonesia adalah udang putih. Klasifikasi
udang putih menurut (Effendie, 1997) adalah sebagai berikut :
- Kingdom : Animalia
- Subkingdom : Metazoa
- Filum : Arthropoda
- Subfilum : Crustacea
- Kelas : Malacostraca
- Subkelas : Eumalacostraca
- Superordo : EucaridaOrdo : Decapoda
- Subordo : Dendrobrachiata
- Famili : Penaeidae
- Genus : Litopenaeus
- Spesies : Litopenaeus vannamei
Haliman
dan Adijaya (2004) menjelaskan bahwa udang putih memiliki tubuhberbuku-buku dan
aktivitas berganti kulit luar (eksoskeleton)
secara periodik (moulting).
Bagian tubuh udang putih sudah mengalami modifikasi sehinggadapat digunakan
untuk keperluan makan, bergerak, dan membenamkan diri kedalam lumpur
(burrowing), dan memiliki organ sensor, seperti pada antenna dan antenula. Kordi, K. (2007) juga
menjelaskan bahwa kepala udang putih terdiri dari antena, antenula, dan 3 pasang maxilliped . Kepala udang
putih juga dilengkapidengan 3 pasang
maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan ( periopoda). Maxilliped sudah
mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan. Pada
ujung peripoda beruas-ruas yang berbentuk capit (dactylus). Dactylus
ada padakaki ke-1, ke-2, dan ke-3..
Abdomen terdiri dari 6 ruas. Pada bagian abdomenterdapat 5 pasang (pleopoda) kaki renang dan sepasang uropods
(ekor) yangmembentuk kipas bersama-sama telson
(Suyanto dan Mujiman, 2003).
Daur
hidup udang meliputi beberapa tahapan yang membutuhkan habitat yang berbeda
pada setiap tahapan. Udang melakukan pemijahan di perairan yang relative dalam.
Setelah menetas, larvanya yang bersifat planktonis terapung-apung dibawa arus,
kemudian berenang mencari air dengan salinitas rendah disekitar pantai atau
muara sungai. Di kawasan pantai, larva udang tersebut berkembang. Menjelang
dewasa, udang tersebut beruaya kembali ke perairan yang lebih dalam dan
memiliki tingkat salinitas yang lebih tinggi, untuk kemudian memijah.
Tahapan-tahapan tersebut berulang untuk membentuk siklus hidup. Udang penaeid
dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami beberapa fase,
yaitu nauplius, zoea, mysis, post larva, juvenile (udang
muda), dan udang dewasa (Fast dan Laster, 1992). Menurut Rizal (2009), setelah
telur-telur menetas, larva hidup di laut lepas menjadi bagian dari zooplankton.
Saat stadium post larva bergerak ke daerah dekat pantai dan perlahan-lahan
turun ke dasar di daerah estuari dangkal. Perairan dangkal ini memiliki
kandungan nutrisi, salinitas dan suhu yang sangat bervariasi dibandingkan
dengan laut lepas. Setelah beberapa bulan hidup di daerah estuari, udang dewasa
kembali ke lingkungan laut dalam dimana kematangan sel kelamin, perkawinan dan
pemijahan terjadi.
Seperti
mahkluk laut lainya. Udang memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Udang
memiliki kandungan gizi yang sangat bermacam-macam dan berguna bagi tubuh.
Kandungan gizi yang terdapat dalam udang adalah sebagai berikut :
v Protein
Nilai proteinnya dikategorikan complete protein
karena kadar asam amino yang tinggi, berprofil lengkap dan sekitar 85-95
persennya mudah dicerna tubuh. 100 gr udang mentah mengandung 20,3 gr protein
atau cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian sebanyak 41 %. Profil asam
amino udang (per 100 gr) berturut-turut yang termasuk tinggi adalah asam
gulamat (3465 mg), asam aspartat (2100 mg), arginine (1775 mg), lysine (1768
mg), leucine (1612 mg), glycine (1225 mg), isoleucine (985 mg), dan valine (956
mg). Artinya, udang sangat cocok dikonsumsi bagi mereka yang membutuhkan
protein untuk membentuk otot.
v Kalori
Kalori energi udang yang sangat rendah (hanya 106
kalori per 100 gr udang) menjadikannya salah satu makanan diet yang sangat
baik. Udang juga hanya mengandung sedikit asam lemak jenuh. Bahkan seperti
halnya makanan laut lain, kadar asam lemak sehat pada udang justru sangat
tinggi yaitu Omega-3 dan Omega-6 masing-masing mencapai 540 mg dan 28 mg per
100 gr udang segar.
v Kolestrol
Memang kandungan kolsterol udang cukup tinggi yaitu
152 mg per 100 gr udang segar. Namun hampir sama halnya seperti tuna dan
makanan laut lain, segala manfaat nutrisi udang akan mengalahkan efek-efek
negatifnya. Asam lemak esensial yang dikandung udang mampu meningkatkan kadar
HDL (kolesterol baik) serta menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida
dalam darah sehingga baik bagi kesehatan kardiovaskular.
v Vitamin
Berbagai vitamin baik jenis larut air dan lemak juga
sangat tinggi pada udang sehingga sangat baik dikonsumsi. Kandungannya yang
tertinggi berturut-turut sesuai dengan persentase kebutuhan harian (daily
value) adalah vitamin D (38%), vitamin B12 (19%), Niacin (13%), vitamin E (5%),
vitamin B6 (5%), vitamin A (4%), vitamin C (3%), dan lain-lain.
v Mineral
Udang juga mengandung berbagai mineral yang penting
bagi tubuh. Seperti yang sudah diketahui, mineral dari bahan makanan laut lebih
mudah diserap tubuh dibandingkan yang berasal dari kacang-kacangan dan
serealia. Mineral selenium dalam 100 gr udang segar cukup untuk memenuhi 54%
kebutuhan harian, disusul fosfor (20%), besi dan tembaga (masing-masing 13%),
magnesium (9%), zinc (7%), sodium (6%), potassium dan kalsium (masing-masing
5%), serta berbagai mineral penting lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar